1. Michael Essien (Persib Bandung)
Seorang mantan gelandang terbaik dunia yang pernah mengoleksi kemenangan di Liga Primer kini merumput di Indonesia. Kok, bisa? Kabar tersebut sempat menghebohkan pemberitaan dunia yang secara mendadak turut menyorot besar-besaran Persib sebagai klub yang berhasil merekrut Michael Essien, sang pemain hebat tersebut. Faktanya, kehadiran pemain asing di Indonesia cenderung sebagai 'momen buangan' lantaran didominasi oleh mereka yang mengalami kemunduran karier di pentas sepak bola dunia. Essien sendiri sempat menggangur hampir setahun setelah kontrak terakhirnya dengan klub Panathinaikos di Yunani tidak diperpanjang dan sebelumnya hanya bermain satu musim dengan klub AC Milan. Meskipun begitu, perkiraan nilai kontrak Persib pada Essien senilai Rp 8 miliar hingga RP 9 miliar bisa jadi menjadikannya sebagai pemain termahal di di sepanjang sejarah Liga Indonesia.
2. Peter Odemwinghie (Madura United)
Madura United (MU) mengklaim tidak mengeluarkan uang begitu banyak untuk merekrut mantan pemain timnas Nigeria, Peter Odemwinghie. Meskipun tidak diketahui jelas berapa nominalnya, namun Odemwinghie tetap disebut sebagai pesepakbola dengan bayaran termahal di Indonesia saat ini. Namun, banyak pihak mengingatkan MU untuk berhati-hati lantaran performa Odemwinghie semakin menurun pasca dilepas Stoke City pada musim panas 2016 lalu karena cidera lutut. Bahkan ketika Hull City berjudi untuk melakukan trial padanya, Odemwinghie pun urung digunakan jasanya. Setelahnya, pesepakbola berusia 35 itu berkesempatan bermain tujuh kali di klub Rotherdam United, sebelum akhirnya dilepas pada Janauri 2017 lalu.
(Baca juga artikel: 7 Pesepakbola Muda Paling Berbakat 2017)
3. Carlton Cole (Persib Bandung)
(Baca juga artikel: 7 Pesepakbola Muda Paling Berbakat 2017)
3. Carlton Cole (Persib Bandung)
Tampaknya klub sepak bola berjuluk Maung Bandung ini begitu berambisi menjadi yang terbaik di Gojek Traveloka Liga 1 nanti. Datang setelah Essien, mantan penyerang klub West Ham United yang juga pernah membela timnas Inggris ini turut mengalami penurunan performa dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan pada musim kompetisi 2015/2016 lalu, Cole hanya bermain selama 79 menit pada klub Celtic. Meskipun begitu, mengutip dari data Tarnsfermarkt, 'harga jual' Cole masih di atas Essien, yakni di angka Rp 17,7 miliar. Namun karena kalah pamor dan performa, akhirnya Cole pun hanya dipinang dengan harga sedikit lebih rendah dibandingkan Essien.
4. Cristian Gonzales (Arema FC)
Sebagai pemain lokal yang telah berumur, kualitas Cristian Gonzales tidak pernah menurun sehingga kerap tampak 'asing' bagi para pemain belakang lawan. Terbukti, ia berhasil meraih predikat sebagai top scorer Piala Presiden 2017 lalu. Di Indonesia, kisaran harga pesepakbola lokal adalah antara Rp 1 miliar hingga Rp 1,5 miliar. Namun, mengutip laman Four Four Two Indonesia, Gonzales memiliki nilai kontrak yang cukup tinggi, yakni di kisaran Rp 2 miliar. Meskipun belum ada kepastian kontrak perpanjang dengan Arema FC, namun performa Gonzales belum menunjukkan tanda penurunan sediit pun, sehingga masih ada cukup kemungkinan dirinya bertengger sebagai pemain lokal dengan bayaran tertinggi.
5. Irfan Bachdim (Bali United)
Selain Cristian Gonzales dan Boaz Solossa, Irfan Bachdim adalah penyerang terbaik lainnya yang dimiliki oleh Indonesia. Mantan striker Persema Malang itu memiliki kemampuan komplet, yakni tajam di depan gawang lawang, mampu membentuk serangan, serta bisa dengan apik mengolah kemampuan individu dan bertahan layaknya pesepakbola top di liga-liga kelas dunia. Untuk membayar kualitas unggul tersebut, Bali United mau tidak mau merogoh kocek sangat dalam untuk menggaet Bachdim, yang konon dibayar tidak jauh berbeda dengan nilai kontrak saat pemain berdarah campuran Belanda itu merumput di klub Consadole Sapporo di Jepang, yakni sekitar Rp 1,6 miliar. Tampaknya pilihan Bali United sudah cukup tepat mengingat usia Bachdim yang belum masuk kepala tiga sekaligus meningkatkan pamor klub tersebut di tingkat nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar